Powered By Blogger

Rabu, 31 Oktober 2012

Ahlussunnah wal jama'ah

Ahlussunah Wal
Jama’ah : Analisis
Makna/Arti Kata
Arti kata demi kata Ahlussunah Wal
Jama’ah dapat dianalisis sebagai
berikut:
Kata ahlu sudah
jelas.
Kata assunnah
dalam arti sempit
hanya mencakup
hadits, belum
mencakup al-
Quran, sumber
pertama dari ajaran
Islam. Tetapi kalau
diingat bahwa Nabi
Muhammad saw
sebagai utusan
Allah tidak pernah
seujung rambut
pun berbeda sikap
dengan firman
Allah (al-Quran),
maka dapat
dipastikan bahwa
mengikuti assunnah
pasti mengikuti al-
Quran. Bahkan al-
Quran itu dapat
sampai kepada kita
melalui beliau. Jadi
ahlussunnah pasti
ahlul Quran, tidak
bisa lain.
Kata wa
menunjukkan
bahwa kedua hal
yang disebut
sebelum dan
sesudahnya adalah
sama, meskipun
tidak sederajat.
Kata aljamaah
berarti para
sahabat, terutama
sahabat terkemuka.
Mereka adalah
orang-orang paling
dekat dan selalu
bersama Nabi.
Mereka buka saja
membaca atau
mendengar sesuatu
hadits, tetapi juga
menghayati sesuatu
yang tersurat pada
hadits karena para
sahabat, terutama
sahabat terkemuka
mengetahui:
se
ba
b
mu
sa
ba
b
ses
uat
u
ha
dit
s
tim
bul
,
sit
ua
si
pa
da
saa
t
tim
bul
ses
uat
u
ha
dit
s,
da
n
hu
bu
ng
an
ses
uat
u
ha
dit
s
de
ng
an
ha
dit
s
ya
ng
lai
n,
de
ng
an
aya
t
al-
Qu
ran
,
de
ng
an
ke
bia
saa
n
ata
u
tin
gka
h
lak
u
Na
bi
se
har
i-
har
i
da
n
se
ba
gai
ny
a.
Kalau kita membaca sebuah hadits
diibaratkan melihat sebuah potret,
maka mereka lebih mengetahui
obyek yang dipotret dan mengenal
daerah sekitarnya, mengenal orang-
orang yang ada pada potret itu.
Mereka lebih menghayati hadits atau
sunnah.
Faktor penghayatan mereka sangat
penting sekali nilainya sebagai
bahan pertimbangan utama untuk
menyimpulkan sesuatu pendapat
mengenai arti sesuatu hadits.
Memang penghayatan atau
pendapat para sahabat terkemuka
tidak termasuk sumber hukum
agama Islam sebagaimana al-Quran
dan al-Hadits yang sahih. Tetapi
mengabaikan atau meremehkan
pendapat/penghayatan para
sahabat terkemuka adalah suatu
sikap yang kurang bijaksana. Apalagi
kalau pengabaian atau peremehan
hanya berdasar atas pendapat pihak
yang meyakinkan penghayatan dan
ketajaman analisisnya.
Bukan suatu hal yang mustahil ada
sesuatu sikap atau tingkah laku Nabi
yang dilihat dan dihayati oleh para
sahabat terkemuka tetapi beritanya
tidak sampai kepada kita. Mungkin
tidak terbaca oleh kita, atau mungkin
tidak tercatat oleh para pencatat
hadits. Itulah antara lain sebabnya,
masalah tarawih 20 rakaat, berdasar
pendapat atau penghayatan sahabat
Umar bin Khattab dan tidak
ditentang oleh para sahabat lainnya
diterima sebagai sesuatu yang
benar. Demikian pula adzan dua kali
untuk salat Jumat berdasar
pendapat sahabat Utsman bin Affan.
Sudah tentu nash sharih selalu
didahulukan dari pendapat siapa
pun.
Penilaian yang tinggi terhadap
penghayatan para sahabat terbukti
dengan bunyi hadits di atas, yang
oleh Nabi sendiri dirangkaikan
antara assunnah denganaljamaah.
Nabi pernah bersabda yang
maksudnya bahwa para sahabatnya
adalah ibarat bintang-bintang, yang
dengan siapa saja kalau kamu
sekalian mau ikut, maka kamu
sekalian akan mendapat petunjuk.
Meskipun demikian, tetaplah al-
Hadits merupakan sumber kedua
dari agama Islam di samping al-
Quran, sedangkan penghayatan
para sahabat terkemuka adalah
petunjuk utama untuk mencapai
garis kebenaran yang ada pada al-
Quran dan al-Hadits.
Dengan pengertian inilah kata
assunnah denganaljamaa
dirangkaikan. Assunnah diartikan
sebagaimana diuraikan di atas, dan
aljamaah diartikan penghayatan dan
amalan para sahabat terkemuka
sebagai petunjuk pembantu untuk
mencapai ketepatan memahami dan
mengamalkan assunnah. Oleh
karena itu disimpulkan pengertian:
assunnah wal
jamaah: persis
sama dengan
ﺎَﻣ ﺎَﻧََﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ
َﻡْﻮَﻴﻟْﺍ ْﻲِﺑﺎَﺤْﺻَﺍَﻭ
, yaitu:
1. ajaran yang dibawa,
dikembangkan, dan
diamalkan oleh Nabi
Muhammad saw, dan
2. dihayati, diikuti, dan
diamalkan pula oleh para
sahabat.
ahlussunnah wal
jamaah ialah
golongan yang
berusaha selalu
berada pada garis
kebenaran
assunnah wal
jamaah.
Secara popular dan mudah, tetapi
berbau reklame dan agitasi dapat
dirumuskan bahwa ahlussunnah
wal jamaah adalah golongan yang
paling setia kepada Nabi
Muhammad saw.
Diambil dari :
Ahlussunah Wal Jama'ah dan
Ijtihad
Oleh : KH. A. Muchith Muzadi
(Jember, 21 Muharram 1395 H)
Editor : Ahmed Machfudh(Jakarta,
21 Dzulhijjah 1425 H)
Dikompilasi oleh : "http://
ashhabur-royi.blogspot.com"

Senin, 09 Juli 2012

Dosa besar

Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada SERIBU kali Berzina.”

Jumat, 06 Juli 2012

Tahu goreng

Tahu goreng uni upik. Dikuruak pakanakaik.kubang putiah

Jumat, 08 April 2011

KU AKHIRI

Tak mudah bagiku untuk lupakan semua
kenangan indah diantara kita
andai saja kau bisa rasakan yang kurasa
bahwa hatiku terluka karena mu

                         Telah jauh jalan yang kutempuh
                          Melewati hari tanpa kau disampingku
                          sanggupkah ku tegarkan langkah ku
                          mampukah aku

mungkin inilah jalan yang terbaik untuk kita berdua
kudoakan semoga kau bahagia
biarlah kusimpan saja kisah cintayang pernah ada
kurelakan apa adanya 

Jumat, 18 Februari 2011

Long DistanceRelationship

Cinta jaRaK JauH…
BANYAK yang tak kuat berlama-lama menjalin cinta jarak jauh. Berbagai alasan tentu saja menjadi hal yang sangat menguatkan pernyataan tersebut. Tapi sebenarnya, asyik-asyik saja dilakukan dan ada kenikmatan tersendiri. Meski tentu hal ini tak semudah dibayangkan, dan perlu banyak pengorbanan.
Nah, biar cinta di antara Anda dengan dia yang tinggal nun jauh di sana tetap segar, perlu beberapa trik yang harus dijalani. Berikut di antaranya;
Jadikan jarak bukan suatu masalah. Pernyataan ini adalah hal pertama yang harus bisa dimantapkan dalam diri Anda dan pasangan. Tentu saja karena kemajuan teknologi sudah semakin canggih. Apa pun bisa dijadikan alat untuk mempertemukan Anda berdua. Misalnya saja dengan memanfaatkan media telepon atau internet. Intinya jangan lewatkan setiap saat untuk bisa berkomunikasi. Anda berdua juga jangan berkecil hati, pasalnya banyak kok, pasangan yang dekat dan sering ketemu namun bawaannya hanya berantem terus dan akhirnya putus! Jadi buat Anda yang kebetulan punya belahan hati, entah itu beda kota atau bahkan beda negera sekalipun, jangan khawatir. Justru dengan long distance ada kesempatan saling menguji diri dan memupuk rasa cinta.
Kepercayaan di atas segalanya. Kunci kesuksesan suatu hubungan adalah kepercayaan di atas segalanya. Dengan demikian Anda tidak akan berpikir macam-macam ataupun mencemburui apa yang sebenarnya tak pernah dilakukan pasangan Anda. Menduga-duga dan terus berpikiran negatif tentu akan makan hati. Makanya lebih baik memantapkan hati untuk terus percaya dan setia padanya. Akan tetapi hal ini tentu saja bila Anda kenal betul karakternya. Lain hal bila ternyata dia adalah tipe yang mudah berpindah ke lain hati. Yang pasti saling percaya bukan berarti langsung tutup mata.
Usahakan selalu berkomunikasi. Setia dan percaya bukan berarti menjarangkan untuk selalu keep in touch. Apalagi belakangan perkembangan teknologi semakin memudahkan segalanya. Anda bisa melihat tampang keren atau cantiknya pasangan Anda lewat webcam. Kualitas hubungan memang penting, tapi kuantitas juga perlu diperhatikan. Usahakan minimal punya waktu-waktu tertentu, untuk menghubungi atau dihubungi si dia.
Isi waktu kesendirian dengan hal bermanfaat. Diakui godaan yang terbesar bila punya kekasih yang jauh adalah bete saat sendirian. Apalagi bila malam Minggu tiba, di mana semua teman-teman sibuk berkencan ria dengan pasangan masing-masing. Kesepian dan juga iri tentu saja berkecamuk dalam diri. Kalau sudah begini, jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hubungan. Lebih baik Anda menenggelamkan diri pada segala kesibukan yang positif arahnya. Misalnya saja dengan ikutan klub ataupun kelompok-kelompok gaul. Kalaupun Anda harus menghadiri resepsi, tak ada salahnya mengajak adik atau teman dekat untuk menemani. Ingat lirik lagu yang dibawakan Ricky Martin dan Christina Aguilera, Nobody Want To Be Lonely.
Selalu kirim foto terbaru. Sebagai obat kangen, selain mengandalkan komunikasi juga nggak boleh lupa saling bertukar foto terbaru. Dengan begitu, selain tahu perkembangan dan perubahan rutinitas pasangan, Anda juga bisa tahu perubahan fisik yang dialami pasangan Anda. Jangan kaget kalau mendadak si dia berubah menjadi ndut! Tentu saja cara pengiriman foto juga akan lebih mudah lewat e-mail.
Saling berkunjung. Selain bertukar foto terbaru, yang tak boleh dilupakan adalah meluangkan waktu untuk bisa mengunjungi sang kekasih. Jangan terus-terusan berharap dia yang akan menjenguk Anda. Nggak masalah juga kok walau kamu cewek. Cari saat yang tepat, misalnya waktu libur panjang. Pasti, doi akan merasa surprised banget menyambut kedatanganmu.
Berantem Tak berarti putus! Pacaran jarak jauh bukan jaminan nggak akan pernah mengalami saat-saat berantem. Mungkin saya si dia mendengar gosip macem-macem tentang Anda yang tidak benar. Salah-salah tentu saja setiap kali pembicaraan akan dipadati dengan luapan kemarahan. Kalau sudah seperti ini, jangan dulu emosi, apalagi langsung mencanangkan kata putus! Kamu berdua juga harus menyadari, mungkin dia dapat info dari orang yang salah. Atau juga mungkin karena saking kangennya sama Anda, akhirnya dia jadi punya pikiran yang mboten-boten.
Beri pengertian padanya, kalian sudah lama terpisah dan jarang bertemu. Jadi, kenapa nggak sesekali bertemu atau mengobrol tentang segala hal yang ingin sekali diketahui pasangan Anda. Sadari juga kemungkinan kalian sama-sama jenuh karena saling berjauhan dan nggak bisa curhat. Perlu diwaspadai juga, ada banyak “musuh” yang mungkin ingin melihat hubungan Anda berakhir. Yang pasti Anda harus waspada, namun tanpa melepas rasa percaya dan kesetiaan Anda.



Senin, 14 Februari 2011

bukittnggi

Kota Bukittinggi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

"Fort de Kock" beralih ke halaman ini. Untuk benteng, silakan lihat Fort de Kock (benteng)
Kota Bukittinggi
Jam Gadang Bukittinggi

Logo
Motto: Saayun Salangkah
Letak Bukittingi di Sumatera Barat
Kota Bukittinggi terletak di Indonesia
Kota Bukittinggi
Letak Bukittinggi di Indonesia
Koordinat: 0°17′8.93″S 100°22′3.61″E / 0.2858139°LS 100.3676694°BT / -0.2858139; 100.3676694
Negara Indonesia
Provinsi Sumatra Barat
Pemerintahan
 - Wali kota H. Ismet Amzis, S.H.
Luas
 - Total 25,24 km2 (9,7 sq mi)
Populasi (2010[1])
 - Total 110.954
 Kepadatan 4.396/km² (11.385,5/mil² )
Kecamatan 3[2]
Kelurahan 24
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode telepon +62 752
Situs web www.bukittinggikota.go.id
Kota Bukittinggi adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Kota ini sebelumnya disebut dengan Fort de Kock dan dahulunya pernah juga dijuluki sebagai Parisj van Sumatra selain kota Medan,[3] dan kota Bukittinggi juga pernah menjadi ibukota negara Indonesia.
Kota ini merupakan kota kelahiran salah seorang Proklamator RI yaitu Bung Hatta, disebut juga sebagai kota pusaka[4] dengan Jam Gadang, yaitu sebuah landmark di ketinggian jantung kota, berbentuk jam besar mirip Big Ben, sekaligus menjadi simbol bagi kota yang juga berada pada tepi sebuah lembah yang bernama Ngarai Sianok.
Selain itu kota Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk, dan bersaudara (sister city) dengan Seremban dari Negeri Sembilan di Malaysia.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

Kota Bukittinggi mulai berdiri seiring dengan kedatangan Belanda yang kemudian mendirikan kubu pertahanan pada tahun 1825[5] pada masa Perang Padri di salah satu bukit yang terdapat dalam kota ini, dikenal sebagai Benteng Fort de Kock, sekaligus menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Kemudian pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, kawasan ini selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah Stadsgemeente (kota),[6] dan juga berfungsi sebagai ibukota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud Agam.[7]
Pada masa pendudukan Jepang, Kota Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand, di mana pada kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer ke 25 Kenpeitai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji.[8] Kemudian kota ini berganti nama dari Stadsgemeente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari sekitarnya seperti Sianok Anam Suku, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba dan Bukit Batabuah. Sekarang nagari-nagari tersebut masuk ke dalam wilayah Kabupaten Agam.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bukittinggi ditetapkan sebagai wilayah pemerintahan kota berdasarkan Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947, sekaligus menjadi ibukota Provinsi Sumatera waktu itu, dengan gubernurnya Mr. Teuku Muhammad Hasan.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan, di mana pada tanggal 19 Desember 1948, kota ini ditunjuk sebagai ibukota negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Dikemudian hari, peristiwa ini ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 tanggal 18 Desember 2006.[9][10]
Selanjutnya Kota Bukittinggi menjadi Kota Besar berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kota besar dalam lingkungan daerah provinsi Sumatera Tengah masa itu,[11] yang meliputi wilayah provinsi Sumatera Barat, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau sekarang.
Walaupun setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1999 sebagai dasar hukum baru pemerintahan daerah Kota Bukittinggi namun dalam implementasinya sampai sekarang masih belum dapat dilaksanakan.[12]

[sunting] Geografi

Kota Bukittinggi terletak pada rangkaian Bukit Barisan yang membujur sepanjang pulau Sumatera, dikelilingi tiga gunung berapi yaitu Gunung Singgalang, Gunung Marapi dan Gunung Sago, serta berada pada ketinggian 909 – 941 meter di atas permukaan laut. Kota ini juga berhawa sejuk dengan suhu berkisar antara 16.1 – 24.9 °C. Sementara dari total luas wilayah kota Bukittinggi saat ini (25,24 km²), 82.8% telah diperuntukan menjadi lahan budidaya, sedangkan sisanya merupakan hutan lindung.
Kota ini memiliki topografi berbukit-bukit dan berlembah, beberapa bukit tersebut tersebar dalam wilayah perkotaan ini, diantaranya Bukit Ambacang, Bukit Tambun Tulang, Bukit Mandiangin, Bukit Campago, Bukit Kubangankabau, Bukit Pinang Nan Sabatang, Bukit Canggang, Bukit Paninjauan dan sebagainya. Sementara terdapat lembah yang dikenal juga dengan Ngarai Sianok dengan kedalaman yang bervariasi antara 75 - 110 m, yang didasarnya mengalir sebuah sungai yang disebut dengan Batang Masang yang bermuara di pantai barat pulau Sumatera.

[sunting] Kependudukan

Masjid Bengkudu dengan kolam di sekitarnya di dekat Bukittinggi, salah satu masjid tertua di Indonesia.
Pasar Ateh tempo dulu
Perkembangan penduduk kota Bukittinggi tidak lepas dari berubahnya Bukittingi menjadi pusat perdagangan di dataran tinggi Minangkabau, dimulai dengan dibangunya pasar oleh pemerintah Hindia-Belanda tahun 1890 dengan nama loods, masyarakat setempat mengejanya dengan loih, dengan atap melengkung kemudian dikenal dengan nama Loih Galuang.
Saat ini kota Bukittingi merupakan kota terpadat di provinsi Sumatera Barat, dengan jumlah angkatan kerja 52.631 orang dan sekitar 3.845 orang diantaranya merupakan pengangguran.[2] Kota ini didominasi oleh etnis Minangkabau, namun terdapat juga etnis Tionghoa, Jawa, Tamil dan Batak.
Masyarakat Tionghoa datang bersamaan dengan munculnya pasar-pasar di Bukittinggi, mereka dizinkan pemerintah Hindia-Belanda membangun toko/kios pada kaki bukit benteng Fort de Kock sebelah barat, membujur dari selatan ke utara, saat ini dikenal dengan nama Kampung Cino. Sementara pedagang India ditempatkan di kaki bukit sebelah utara, melingkar dari arah timur ke barat dan sekarang disebut juga Kampung Keling.
Tahun 2008 2010
Jumlah penduduk 106.045 Green Arrow Up.svg 110.954
Sejarah kependudukan kota Bukittinggi
Sumber:[2][1]

[sunting] Pemerintahan

Balai kota Bukittinggi
Sejak tahun 1918 kota Bukittinggi telah berstatus gemeente,[13] selanjutnya tahun 1930 wilayah kota ini diperluas menjadi 5.2 km².[14] Pada masa pendudukan Jepang wilayah kota ini kembali diperluas. Kemudian di awal kemerdekaan Indonesia terjadi tumpang tindih batas-batas wilayah kota ini karena penetapan sepihak baik masa Hindia-Belanda maupun Jepang.
Saat ini batas wilayah pemerintahan kota ini dikelilingi oleh kabupaten Agam, dan konfik antara kedua pemerintah daerah tersebut tentang batas wilayah masih berlanjut,[15] ditambah setelah keluarnya Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1999 tentang perubahan batas wilayah kota Bukittinggi dan kabupaten Agam, dari peraturan pemerintah (PP) ini luas wilayah kota Bukittinggi bertambah menjadi 145.29,90 km², dengan memasukan beberapa nagari yang sebelumnya pada masa pendudukan Jepang berada dalam wilayah administrasi kota Bukittinggi.[16]
Namun seiring bergulirnya reformasi pemerintahan yang memberikan hak otonomi yang luas kepada kabupaten dan kota, muncul kembali penolakan dari masyarakat kabupaten Agam atas perluasan dan pengembangan wilayah kota Bukittinggi tersebut. Bagi masyarakat kabupaten Agam yang masuk ke dalam wilayah perluasan kota ini, merasa rugi karena dengan kembalinya penerapan model pemerintahan nagari lebih menjanjikan, dibandingkan berada dalam sistem kelurahan. Selain itu timbul asumsi, masyarakat kota yang telah heterogen juga dikhawatirkan akan memberikan dampak kepada tradisi adat dan kekayaan yang selama ini dimiliki oleh nagari.

[sunting] Perwakilan

Pada Pemilu Legislatif 2009, DPRD kota Bukittinggi adalah sebanyak 25 orang dan tersusun dari perwakilan sembilan partai.[17]
DPRD kota Bukittinggi 2009-2014
Partai Kursi
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 8
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 3
Lambang PAN PAN 3
Lambang PKS PKS 3
Lambang PPP PPP 3
Lambang Partai Hanura Partai Hanura 2
Lambang PBB PBB 1
Lambang Gerindra Partai Gerindra 1
Lambang PKPI PKPI 1
Total 25
Sumber:[17]

[sunting] Pendidikan

Sejak zaman kolonialis Belanda, kota ini telah menjadi pusat pendidikan di pulau Sumatera,[18] dimulai sejak tahun 1872, dengan berdirinya Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers (sekolah guru untuk guru-guru bumiputera) atau dikenal juga dengan nama sekolah radja, yang selanjutnya berkembang menjadi volksschool atau sekolah rakyat. Kemudian pada tahun 1912 muncul Holandsch Inlandsche School (HIS), yang dilanjutkan dengan berdirinya Sekolah Pamong Opleiding School voor Inlandsch Ambtenaren (OSVIA) tahun 1918. Pada tahun 1926 juga telah berdiri MULO di kota Bukittinggi.[19]
Pada masa awal kemerdekaan di kota ini pernah berdiri sekolah Polwan dan kadet serta sekolah Pamong Praja yang pertama di Indonesia, bahkan Universitas Andalas pertama kali berdiri berada di kota Bukittinggi.[20]
Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA negeri dan swasta MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 65 19 11 5 13 4
Data sekolah di kota Bukittinggi
Sumber:
[21][22]

[sunting] Kesehatan

Kota Bukittinggi telah memiliki pelayanan kesehatan yang baik, di mana kota dengan luas relatif kecil ini telah memiliki 5 rumah sakit yaitu 3 buah milik pemerintah dan 2 swasta dengan didukung oleh 5 buah puskesmas dan 6 puskesmas keliling serta 15 puskesmas pembantu. Salah satu yang utama adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Mochtar, merupakan rumah sakit umum milik pemerintah tipe B dengan jumlah tempat tidur sebanyak 299.[23]
Rumah Sakit Stroke Nasional yang terdapat di kota ini, merupakan rumah sakit milik pemerintah dengan keunggulan pelayanan untuk stroke dengan jumlah tempat tidur sebanyak 124.[24][25] Begitu juga Rumah Sakit Islam Ibnu Sina, sebuah rumah sakit swasta yang telah memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 136 buah.[23]
Sementara untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, sampai tahun 2009 terdapat sebanyak 8 institusi pendidikan tenaga kesehatan di kota Bukittinggi, 2 institusi milik pemerintah (Poltekes) dan 6 dikelola oleh pihak swasta.[23]

[sunting] Perhubungan

Kota Bukittinggi berada pada posisi strategis, terhubung dengan beberapa kota-kota lain termasuk kota-kota yang berada di luar provinsi Sumatera Barat, seperti kota Pekanbaru dan kota Medan, dan merupakan kota yang dilalui oleh jalur Trans Sumatera Tengah. Terminal Aur Kuning merupakan terminal utama untuk angkutan transportasi darat di kota ini. Sementara untuk transportasi dalam kota, tersedia sarana angkutan kota selain taksi berupa mikrolet dan bendi (kereta kuda).
Sebelumnya kota ini dilalui oleh jalur kereta api dari kota Payakumbuh menuju kota Padang, yang dibangun sekitar awal abad ke 20 pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, namun setelah kemerdekaan sarana transportasi ini tidak aktif lagi.
Kota ini juga telah memiliki sarana transportasi udara non kelas yang bernama Bandara Bukittinggi.[26]

[sunting] Perekonomian

Hotel The Hill di Bukittinggi
Lubang Jepang di Bukittinggi
Perkembangan pasar Loih Galuang sekarang disebut juga Pasar Ateh, membuat pemerintah Hindia-Belanda waktu itu kembali mengembangkan pasar tersebut, dengan membangun kembali sebuah loods ke arah timur tahun 1900, tepatnya pada kawasan pinggang bukit yang berdekatan dengan selokan yang mengalir di kaki bukit tersebut, karena lokasi pasar tersebut berada di kemiringan masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Pasar Teleng (Miring) atau Pasar Lereng. Perkembangan berikutnya di sekitar kawasan tersebut muncul lagi beberapa pasar berikutnya diantaranya Pasar Bawah dan Pasar Banto. Dalam penataan pasar, pemerintah Hindia-Belanda juga menghubungkan setiap pasar tersebut dengan janjang (anak tangga) dan diantara yang terkenal disebut dengan nama Janjang 40.
Untuk mengurangi penumpukan pada satu kawasan pemerintah kota Bukittinggi kemudian mengembangkan kawasan perkotaan ke arah timur dengan membangun Pasar Aur Kuning, yang saat ini merupakan salah satu pusat perdagangan grosir untuk barang-barang konveksi di kota Bukittinggi. Sementara pasar-pasar tradisional di sekitar kawasan Jam Gadang seperti Pasar Ateh, Pasar Bawah dan Pasar Lereng, saat ini berkembang menjadi tempat penjualan hasil kerajinan tangan dan cinderamata khas Minangkabau.
Disebabkan luas wilayah yang kecil, sektor perdagangan merupakan salah satu pilihan yang tepat bagi pemerintah kota Bukittinggi dalam meningkatkan pendapatan perkapitanya, dan telah menjadi salah satu daerah tujuan utama dalam bidang perdagangan di pulau Sumatera.
Selain itu pemerintah kota Bukittinggi juga menelurkan beberapa program dalam mengentaskan kemiskinan diantaranya pelatihan peningkatan deversifikasi dalam bentuk pelatihan peningkatan keterampilan membordir dan pelatihan pembuatan kebaya, serta penumbuhan wirausaha baru.[27]

[sunting] Pariwisata

Lapangan Olahraga Wirabraja
Pembangunan kepariwisataan merupakan salah satu sektor andalan bagi kota Bukittinggi, banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki juga sebagai "kota wisata". Saat ini di kota Bukittinggi telah terdapat sekitar 60 hotel dan 15 biro perjalanan.[28] Hotel-hotel yang terdapat di kota Bukittinggi antara lain The Hills (sebelumnya Novotel), Hotel Pusako dan sebagainya.
Lembah Ngarai Sianok merupakan salah satu objek wisata utama. Taman Panorama yang terletak di dalam kota Bukittinggi memungkinkan wisatawan untuk melihat keindahan pemandangan Ngarai Sianok. Di dalam Taman Panorama juga terdapat gua bekas persembunyian tentara Jepang sewaktu Perang Dunia II yang disebut sebagai Lubang Jepang Bukittinggi.
Di Taman Bundo Kanduang terdapat replika Rumah Gadang yang berfungsi sebagai museum kebudayaan Minangkabau, Kebun Binatang Bukittinggi dan benteng Fort de Kock yang dihubungkan oleh jembatan penyeberangan yang disebut Jembatan Limpapeh. Jembatan penyeberangan Limpapeh berada di atas Jalan A. Yani yang merupakan jalan utama di kota Bukittinggi.
Pasar Ateh (pasas atas) berada berdekatan dengan Jam Gadang yang merupakan pusat keramaian kota. Di dalam Pasar Ateh terdapat banyak penjual kerajinan tangan dan bordir[29] serta makanan kecil oleh-oleh khas Sumatera Barat seperti Karupuak Sanjai (keripik singkong ala daerah Sanjai di Bukittinggi) yang terbuat dari singkong, Karupuak Jangek yang dibuat dari bahan kulit sapi atau kerbau dan Karak Kaliang, sejenis makanan kecil khas Bukittinggi yang berbentuk seperti angka 8. Saat ini juga telah dibangun beberapa pusat perbelanjaan modern di kota Bukittinggi.

[sunting] Olahraga

Masyarakat kota Bukittinggi sangat menyukai olahraga berkuda, dan setiap tahunnya kota ini mengadakan lomba pacu kuda di Bukit Ambacang, yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1889,[5] perlombaan pacu kuda ini merupakan rangkaian perlombaan pacu kuda yang diadakan dibeberapa kawasan lain di Sumatera Barat, dengan adanya pelombaan ini juga mendorong untuk tetap bertahannya para peternak kuda, selain sebagai tradisi juga sebagai sumber mata pencarian masyarakatnya.[30] Selain itu pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia, kawasan ini juga menjadi landasan pacu atau lapangan terbang untuk jenis pesawat kecil.[31]

[sunting] Pers dan Media

Pada masa pendudukan tentara Jepang, di kota ini pernah didirikan pemancar radio terbesar untuk pulau Sumatera waktu itu, dalam rangka mengibarkan semangat rakyat untuk menunjang kepentingan Perang Asia Timur Raya versi Jepang.[32] Di kota ini terdapat beberapa stasiun pemancar radio sebagai sarana informasi dan hiburan diantaranya RRI Bukittinggi, Elsi FM[33], SK FM[34], GRC FM[35] dan sebagainya.

[sunting] Kota persaudaraan

Kota lain yang menjadi Sister City dari kota Bukittinggi adalah:

[sunting] Galeri